fitrah manusia apabila dikatakan kekayaan sesungguhnya yang utama terbayang adalah mengenai wang dan sesuatu yang boleh dinampak kerana merasakan itulah kekayaan yang ingin dicari.. namun, kekayaan itu bukanlah indah malah jika tidak kena pada caranya mampu meraasakan jiwa ini tidak tenang.. carilah sesuatu perkara yang dinamakan sebagai kaya hati. suatu kekayaan di mana meletakkan Allah, rasul dan islam yang utama di mana kaya dengan apa yang telah diperintahkan dan diajar.
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
setiap saat kita mencari sakinah dalam diri kerana sememangnya suatu yang cukup indah difikirkan. penuh dengan kenikmatan an rasa syukur. dan perasaan subhanallah untuk digambarkan. namun sakinah itu merupakan sesuatu yang Allah berikan kepada mereka yang dikehendakinya. lihat pada hati kita, adakah hati kita selayaknya mendapatkan itu... dalam satu hadith untuk renungan bersama mempunyai gambaran apakah makna kaya hati...
Dalam riwayat Ibnu Hibban, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat berharga kepada sahabat Abu Dzar. Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku, “Wahai Abu Dzar, apakah engkau memandang bahwa banyaknya harta itulah yang disebut kaya (ghoni)?” “Betul,” jawab Abu Dzar. Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau memandang bahwa sedikitnya harta itu berarti fakir?” “Betul,” Abu Dzar menjawab dengan jawaban serupa. Lantas beliau pun bersabda, “Sesungguhnya yang namanya kaya (ghoni) adalah kayanya hati (hati yang selalu merasa cukup). Sedangkan fakir adalah fakirnya hati (hati yang selalu merasa tidak puas).” (HR. Ibnu Hibban. Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)
kaya hati merupaka suatu yang meletakkan islam sentiasa dalam hidup kita. dalam kehidupan mencari bekal akhirat secukupnya. peribadi kita kaya dengan hati-hati ang indah dipandang dan setiap di dalam perkara dalam kehidupan dirasakan cukup dan tenang walaupun masalah datang menimpa kerana kita tahu apakah matlamat kita dan siapakah kita, serta di manakah akhirnya diri kita. maka, kita ambil keduniaan sederhana agar mampu menjadi bekalan kelak..
Al Hasan meriwayatkan bahwa Nabi pilihan sollallahu `alaihi wasallam berkata: "Para abdal (terutama) dari ummatku tidak masuk surga karena banyaknya salat dan puasa. Allah ta'ala menyayangi mereka karena kesucian hati, kedermawanan dan kasih sayang mereka terhadap kaum Muslimin." ( HR Al Hakim dan lain-lain ).
Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam bersabda yang bermaksud:
“Sesungguhnya seseorang mukmin itu dapat mencapai darjat orang yang berpuasa yang mendirikan sembahyang ditengah malam disebabkan akhlaknya yang mulia”. (Riwayat Abu Daud)
duhai sahabat, jika merasakan diri kita ini masih angkuh dengan akhlak mazmumah dan perkara yang tidak sepatutnya, adakah kita sememangnya layak untuk merasai sakinah Allah, lihatlah bagaimna hati-hati pendakwah di jalan Allah, sungguh tenang diri mereka kerana mereka sentiasa berserah segalanya dalam diri mereka demi islam. kalau anda masih angkuh.. teruskan dan nantikan azab Allah yang amat pedih... ayuh sahabat, istighfarlah dalam diri kita, adakah kehidupan ini berada dalam layar sepatutnya ataupun dibiarkan hanyut.. jagalah diri kita, kehidupan kita dan akhlak kita sebaiknya agar mampu kita menjauhi sesuatu yang pedih kelak. perbaiki akhlak dan diri kita agar hati kita kaya dengan hati-hati bergerak demi islam.. amin.. ya rabb...
Allah, ingin sekali hati ini mempunyai rasa kekayaan seperti itu, namun masih lagi bertatih untuk membinanya. moga-moga jalan-jalan yang diterangi oleh nur Ilahi mampu diterangi agar mampu mencapai kekayaan yang penuh nikmat itu.. subhanallah...
surah At-Taubah:105, bermaksud ”Dan katakanlah (wahai Muhammad sollallahu `alahi wasallam) beramallah kamu akan segala yang perintahkan maka dengan sendirinya Allah dan rasul-Nya serta orang orang beriman akan melihat apa yang kita kerjakan”.
Alhamdulillah sedikit perkongsiaan berdasarkan pembacaan semasa cuti ini.. moga mampu mendapat manfaat bersama.. jika anda ingin menjadi seorang pemimpin dan khalifah yang hebat, ustaz ana pernah berkata A LEADER IS A READER.. tingkatkan minat membaca dalam diri kita moga lebih banyak ilmu bermanfaat dan menarik dapat diperolehi.. subhanallah, gedung ilmu itu cukup luas..
“Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
salam ukhuwah dan selamat membaca.
No comments:
Post a Comment